Senin, 29 Oktober 2012

Analog Multiple Exposure

Multiple exposure adalah teknik di mana rana kamera dibuka lebih dari sekali untuk mengekspos film beberapa kali, biasanya gambar yang berbeda.  Gambar yang dihasilkan berisi gambar berikutnya / melapis ke atas asli. Teknik ini kadang-kadang digunakan sebagai efek visual artistik dan dapat digunakan untuk membuat gambar hantu atau untuk menambahkan orang dan benda untuk sebuah adegan yang tidak ada awalnya.


Beberapa hasil karya saya...

Maesan (Papa nama tanda kematian)

Setiap manusia akan mengalami kematian, jiwa dan raga itu kembali kepada sang pencipta, lalu apa yang terjadi dengan kita manusia? hanya tinggal sebuah Mahesan (papan nama tanda kematian), tangisan serta doa dari keluarga.

Camera : Ricoh
Film : Fuji Film Asa 200
penuh sesak...

camera : yashica electro GSN
lokasi : ALun Alun kota lamongan
bersambung...

lanjutan dari tulisan saya tanggal Senin, 29 Oktober 2012, saya membawa beberapa lagi tentanga analog multi hehehhe monggo...


"balbalan"
Kamera : Ricoh
Lokasi Alun Alun kota tuban.

"Multi Masjid Agung Kota Tuban"
Kamera : Ricoh / KCP 200
Loakasi : Alun-alun kota tuban

"Satu Rumpun"
Kamera : Ricoh / KCP 200
Loakasi : Alun-alun kota tuban


bersambung....





Minggu, 07 Oktober 2012

Gelar Karya Prisma Undip "Panongkok Nak Kanak"

Potret Sang Joki Cilik Karapan Sapi.
Kurator : Samuel Rama Surya



"Geneology Karapan Sapi di Madura"
Dalam Presentasi Visual oleh Prisma (Perhimpunan Seni Foto Mahasiswa) Universitas Diponegoro.

Genap 1 tahun sudah usaha ke 15 fotografer muda anggot Prisma Undip untuk memvisualkan kebudayaan dari Madura, sebuah pulau diujung timur Pulau Jawa. Dengan niatan mengenal lebih dekat sebuah  entitas budaya lain yang berbeda dengan budaya mereka. Setiap budaya mempunyai ritual mereka sendiri. Seperti Orang Madura yang mempunyai Karapan sapi sebagai ritual dan sekaligus menjadi sebuah piala kultural bagi mereka. Setiap pelaksanan ritual ini melibatkan dukungan dari entitas ini, dari bawah hingga atas.
Inilah yang 15 fotografer muda dari Prisma, mereka coba mengungkapkan 'geneology' Karapan sapi' di Madura ini. Prisma adalah sebuah unit fotografi di Universitas Diponegoro Semarang yang telah ada sejak tahun 1988, dan saat ini adalah giliran angkatan 23 mempresentasikan pameran foto tahunan mereka sebagai hasil dari pembelajaran 'documentary photography' di unit fotografi ini. Beberapa tahun terakhir Perhimpunan Seni Foto Mahasiswa (PRISMA) Undip mencoba mengembangkan pembelajaran ‘documentary photography’ salah satunya dengan sebuah presentasi visual sudah di mulai dari tahun 2011 dengan tema ‘Tondok Mala’bi’ yang mengambil kebudayaan masyarakat Toraja.
Pulau Madura adalah pulau yang terdiri dari beberapa kabupaten yang masih berada di Provinsi Jawa Timur. Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep, kunjungan pertama anggota prisma terlaksana pada Oktober 2011, 5 hari sebelum  dan 1 hari sesudah Puncak Acara Piala Presiden Karapan Sapi Tahun 2011. Lalu beberapa bulan kemudian tepatnya pada Juli 2012 beberapa anggota Prisma kembali berangkat ke madura, kali ini tujuanya adalah Pulau Sapudi ujung timur Pulau Madura tempat anakan sapi karapan terbaik. Beberapa hari tinggal lingkungan subjek berarti mereka tinggal / menginap di rumah penduduk yang menjadi fokus perhatian mereka. Hal ini  membuat para anggota prisma ini punya kesempatan menjadi pengamat dan mendekat dengan batas tertentu dengan foto subjek mereka. Kesempatan ini memberi mereka peluang melihat aspek keseluruhan rantai kehidupan seorang joki Karapan Sapi yang merupakan pusat perhatian dari ritual ini. Keintiman dan kedalaman hubungan terekam di dalam keluarga Si Joki dan  hubungan paternalistik antara keluarga joki dan sponsor mereka yang adalah para pemilik sapi atau tokoh terpandang di dalam entitas tersebut. Ini adalah sebuah tantangan bagi para pengamat ini yang menggunakan kamera digital mereka untuk mengupas seluk-beluk ritual Orang Madura ini.
 Pada saat kurasi oleh Rama Surya hasilnya adalah 42 karya foto layak di suguhkan untuk memenuhi kualitas cukup baik. Sambungnya Rama Surya sebagai kurator, melihat upaya keras para fotografer muda ini mencoba melakukan analisa kultural secara visual pada sebuah tema. Ada sebagian kecil karya yang begitu baik kualitasnya. Di akhir perbincangan Rama Surya m dengan pencapaian mereka saat ini, dapatlah kita berharap untuk ke depan mereka -surveyor-surveyor yang bersemangat ini- akan menjadi seorang fotografer sejati nantinya. Guru tingkat lanjut (advance) mereka butuhkan sebagai pembimbing, juga militansi dalam menekuni 'jalan' pilihan mereka ini. Kesempatan-kesempatan melihat karya-karya bermutu dapat mereka lihat dan saring/pilih di sosial media yang banjir dengan citra-citra visual. Juga banyak tawaran-tawaran pelatihan-pelatihan bermutu dari beberapa organisasi nirlaba yang dapat mereka ikuti agar menjadi lebih tajam menggunakan kamera mereka , sebagai alat komunikasi visual, secara efektif.

singkat visual pada saat pameran



Pembukaaan Pameran Oleh Pembina Prisma

Para Penikmat Foto Semarang

Pemberian Materi Oleh Senior Prisma


Seluruh Anggota Prisma yang hadir pada saat pameran

Terimakasih Sebesar Besarnya Kepada :
- Rektor Universitas Diponegoro
- Pembina Prisma Undip Bapak Hendro Saptono
- Bakorwil Pamekasan Bapak Edi
- Kalebun - Kalebun di 4 kabupaten (Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep)
- Keluarga Bapak Mohammad Toni Ardhi di Pulau Sapudi.
- Seluruh Anggkatan Prisma ( Side Light, Mix Light, Low Key, ROL, Dll)
- Pihak Sponsor ( Eiger, Biz Net, Bursa Kamera Semarang, Hooutschool )
- UKM Fotografi Se Indonesia ( KMPF, Jufoc, Fokus, dll )
- dan semua pihak yang turut membantu atas terlaksananya kegiatan ini dengan baik.